Kamis, 04 Januari 2024

Implementasi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Kurikulum Merdeka

 

Nama : Yohanna Putri Rosari 

NPM : 23022510029

PPG Prajabatan Gel.1 2023


 

    Untuk mempersiapkan generasi mendatang, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menetapkan 6 Profil Pelajar Pancasila yang harus ditumbuhkembangkan pada peserta didik.

 

Pengimplementasian Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) di Kurikulum Merdeka merupakan upaya dalam mendorong tercapainya profil pelajar Pancasila. Dengan kata lain, program-program kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) pada Kurikulum Merdeka adalah kegiatan yang dapat (harus) menumbuhkan serta mengembangkan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai pancasila yang tercermin pada 6 profil Pancasila sebagai entitas dan identias bangsa diantaranya:



Adapun pengimplementasian P5 pada kurikulum merdeka tidak terintegrasi dalam pembelajaran setiap mata pelajaran melainkan mempunyai porsi khusus dalam setiap alokasi jam mata pelajaran yang membuat peserta didik memiliki kesempatan untuk dapat mengembangkan kompetensi pengetahuan, keterampilan dan sikap mereka dengan belajar dari teman mereka, guru, bahkan sampai pada tokoh masyarakat sekitar. P5 menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis projek (project-based learning) yang menekankan pada Alur dan proses yang dijalani setiap peserta didik dalam menyelesaikan masalah pada projek.

Pengimplementasian P5 disatuan Pendidikan memiliki lingkup tema, diantaranya:


1.    Gaya Hidup Berkelanjutan

2.    Kearifan Lokal

3.    Bhinneka Tunggal Ika

4.    Bangunlah Jiwa dan Raganya

5.    Suara Demokrasi

6.    Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI

7.    Kewirausahaan

Adapun contoh konkret mengimplementasikan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila di Kurikulum Merdeka yaitu sebuah kelas sekolah dasar memilih tema “Gaya hidup berkelanjutan”, dengan projek membuat produk pupuk alami dari sisa makanan. Dengan aspek profil pelajar Pancasila diantaranya :

·         Gotong royong

Peserta didik saling berkerja sama dalam membuat projek, mengumpulkan sisa makanan hingga membuatnya menjadi pupuk

·         Kreatif

Peserta didik mampu memodifikasi dan menghasilkan benda dari yang tidak berguna (sampah sisa makanan) menjadi pupuk yang berguna menyuburkan tanaman

·         Bernalar kritis

Peserta didik secara objektif memproses sampah sisa makanan menjadi pupuk yang berguna dengan menganalisi informasi penting terkait langkah pengerjaanya seperti wawancara dengan orang yang ahli, melakukan kajian literatur dll

Setelah memilih tema dan jenis projek dan aspek profil pelajar Pancasila yang akan diekmbangkan, kelas tersebut akan membuat alur kegiatan untuk dijalankan.

 

Senin, 04 Desember 2023

TUGAS AKSI NYATA TOPIK 4 FILOSOFI_YOHANNA PUTRI ROSARI

 

Tugas :

Mahasiswa membuat sebuah tulisan reflektif dalam bentuk artikel atau jurnal untuk menguatkan pemahaman tentang Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21 dengan mengacu pada panduan berikut:

Pertanyaan:

1.      Mahasiswa mengobservasi secara kritis apa tantangan menghayati Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abadke-21.

Jawaban :

Berdasarkan hasil observasi kritis  di SDN 060878 Jl. Gunung krakatu (Sekolah PPL) yang saya lakukan, terdapat beberapa tantangan yang dihadapi dalam menghayati Pancasila sebagai entitas dan identitas bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21. Tantangan tersebut diantaranya:

ü  Pertama, dengan adanya pandemi pada awal tahun 2020 mengakibatkan mudahnya semua manusia termasuk peserta didik untuk mengakses internet yang dapat membuat mereka lebih mengenal apa yang disukai terutama mengenai kebiasaan, budaya atau nilai-nilai bangsa lain dibanding dengan negara sendiri. Sehingga mereka kurang menjiwai dan menghayati setiap nilai yang terkandung dalam Pancasila sebagai entitas dan identitas diri bangsa Indonesia.

ü  Kedua, lunturnya nilai-nilai karakter peserta didik akibat kurangnya pembiasaan dan pengarahan.

ü  Ketiga, dalam upaya perwujudan profil pelajar pancasila pada pendidikan juga masih terdapat tantangan yaitu diantaranya masih banyak guru yang belum memahami bagaimana implementasi PPP di sekolah, sehingga diperlukan pelatihan atau diklat terkait hal tersebut. Hal tersebut dimaksudkan agar PPP dapat terwujud dengan baik dan mampu menyelenggarakan pendidikan yang berpihak pada peserta didik di abad ke-21 ini. Kemudian Terdapat tantangan Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik Abad ke-21 dalam mempertahankan identitas nasional di era globalisasi antara lain 1) hedonisme, 2) memudarnya sikap gotong royong, 3) memudarnya rasa nasionalisme dan patriotism dan 4) memudarnya sikap sopan santun.

Adapun upaya untuk mempertahankan 1) menerapkan nilai-nilai Pancasila, 2) menanamkan rasa cinta tanah air dan nasionalisme, 3) mengutaman sikap persatuan dan kesatuan dan 4) memanfaatkan situs jejaring sosial.

Pertanyaan :

2.      Mahasiswa menuliskan secara kritis bagaimana Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21 di ekosistem sekolah (kelas).

Jawaban :

Untuk menanamkan nilai Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21 dalam ekosistem sekolah khususnya ruang kelas adalah dengan melakukan pembiasaan yang didasari dari keputusan kepala BSKAP nomor 009/h/kr/2022 tentang Dimensi Elemen, dan Subelemen Profil Pelajar Pancasila pada Kurikulum Merdeka. Adapun enam dimensi Profil Pelajar Pancasila terdiri dari: 1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia. 2) mandiri. 3) bergotong royong, 4) berkebinekaan global, 5) bernallar kritis, dan 6) kreatif. Keenam dimensi profil pelajar Pancasila tersebut perlu dilihat secara utuh sebagai satu kesatuan agar setiap individu dapat menjadi pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila. Adapun dalam ekosistem sekolah (kelas), peserta didik diarahkan agar mampu memiliki karakter serta kompetensi yang sesuai dengan enam dimensi Profil Pelajar Pancasila. Beberapa perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada bidang Pendidik yang berpihak pada Peserta didik dalam Pendidikan Abad ke-21 dapat dilakukan dengan menerapkan ke enam dimensi Profil Pelajar Pancasila yaitu:

ü Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia Terdapat 5 elemen kunci dalam elemen ini, yakni: beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia. Berdasarkan elemen kunci tersebut, guru dapat mewujudkannya dengan cara menanamkan rasa sayang, peduli, hormat, dan menghargai diri sendiri sebagai wujud dalam sikap integritas. Selain itu guru juga dapat melakukan pembiasaan berdoa sebelum dan sesudah memulai kegiatan serta mengapresiasi kelebihan dan mendukung mereka dalam mengembangkan kelebihan tersebut.

ü Mandiri Elemen kunci dari mandiri terdiri dari kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi serta regulasi diri. Contohnya guru dapat memberikan tugas mandiri agar peserta didik mampu untuk mengatur pikiran, perasaan dan perilaku dirinya untuk mencapai tujuan belajar serta mengembangkan dirinya baik dibidang akademik maupun non akademik.

ü Bergotong royong Elemen kunci dari berkebinekaan global meliputi mengenal dan menghargai budaya, kemampuan komunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan sesama, dan refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan. Guru dapat memberikan tugas berkelompok agar peserta didik mampu menjalin kolaborasi untuk bekerja sama dengan orang lain disertai perasaan senang ketika berada bersama dengan orang lain dan menunjukkan sikap positif terhadap orang lain.

ü Berkebinekaan global Elemen kunci dari berkebinekaan global meliputi mengenal dan menghargai budaya, kemampuant komunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan sesama, dan refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan. Contohnya guru dapat mengenalkan berbagai kebudayaan Indonesia dan meminta peserta didik mencoba untuk melakukan salah satunya sesuai dengan minat dan bakat. Selain itu, guru juga dapat menanamkan rasa saling menghargai berbagai budaya lain.

ü Bernalar Kritis Elemen-elemen dari beralar kritis adalah memperoleh dan memproses informasi dan gagasan, menganalisis dan mengevaluasi penalaran, merefleksi pemikiran dan proses berpikir dalam mengambilan keputusan. Contohnya guru memberikan pembelajaran dengan menggunakan metode Problem Based Learning dan Project Based Learning.

ü Kreatif Elemen kunci dari kreatif terdiri dari menghasilkan gagasan yang orisinal serta menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal serta memiliki keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi permasalahan. Guru dapat memberikan proyek untuk dapat menghasilkan karya yang orisinil sesuai dengan minat dan kesukaan dari masing-masing peserta didik.

Rabu, 01 November 2023

Tulisan refleksti tentang identitas manusia indonesia_Aksi nyata topik 4 Filosifi pendidikan

 Nama : Yohanna Putri Rosari

NPM : 23022510029

Prodi: PPG-PGSD Prajabata

 

1.       Mahasiswa mengobservasi secara kritis tanda dan simbol yang ada di ekosistem sekolah dan proses pembelajaran tentang penghargaan dan penghayatan terhadap kebhinekatunggalikaan.

Berdasarkan pengamatan yang saya lakukan mengenai tanda dan simbol dari penerapan penghargaan dan penghayatan terhadap kebhinekatunggalikaan dapat dilihat dari:

a.       Para siswa di SDN 060878 Jl. Gunung Krakatau selalu ditanamkan sifat toleransi, baik itu toleransi agama, budaya, suku dan fisik. Tidak dibenarkan jika terdapat siswa yang tidak menerapkan sistem toleransi tersebut.

b.      Penerapan pembelajaran di SDN 060878 Jl. Gunung Krakatau rutin diadakannya kegiatan diskusi bersama atau kerja kelompok karena dengan berdiskusi siswa akan tercipta sikap-sikap yang mengharuskan untuk menerapkan nilai kebhinnekaan melalui berargumen, mendengar dan menghargai. Sehingga sangat mencerminkan adanya penghargaan danpenghayatan terhadap kebhinekatunggalikaan dilingkungan kelas.

c.       Menegakkan profil pelajar pancasila. Guru mengajarkan mengenai profil pelajar pancasila dan sekolah menyediakan fasilitas dan prasarana yang mendukung. Seperti adanya kegiatan berdoa sesuai agama masing-masing, melaksanakan jumat bersih (gotong-royong), menegakkan sifat sopan santun, mengadakan kegiatan seni dan pelaksanaan projek.

d.      Setiap 1 minggu sekali diadakan literasi di luar kelas agar tertanam di dalam diri siswa suka membaca.

e.       Pelaksanaan pengembangan bakat setiap hari sabtu, yang mencerminkan adanya kebhinekaan disini yaitu sila ke-3 persatuan Indonesia. Dimana walaupun berbeda suku akan tetapi masih tetap bisa bersatu khusunya dalam menarikan tarian daerah.

Berikut ini gambar kegiatan :

 

Gambar

Keterangan



Makan bersama dipelataran kelas



Kegiatan literasi didepan halaman sekolah



Berdoa Bersama menurut kepercayaan amsing-masing didepan kelas



3S sebelum masuk kelas



Menampilkan pertunjukkan dengan kontek kebudayaan

 

2.       Mahasiswa menuliskan secara kritis bagaimana penghayatan nilai-nilai Pancasila yang ada di sekolah menguatkan identitas manusia Indonesia

a.       Sila pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa Mengandung makna bahwa bangsa Indonesia bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Nilai-nilai yang terkandunug dalam sila pertama Pancasila antara lain, sebagai berikut:

      •  Terdapat jadwal pelaksanaan Dhuha berjamaah setiap hari jumat
      •  Terdapat kegiatan bershalawat bersama-sama ketika Apel pagi
      •  Penanaman kebiasaan untuk mengucapkan salam ketika memasuki ruangan
      •  Proses belajar dimulai dengan membaca doa sesuai agama dan kepercayaan masing- masing siswa
      • Saling menjaga pertemanan dan hubungan antara rekan yang berbeda agama
      •  Menjaga lingkungan dengan membersikan sampah sebagai wujud rasa syukur atas ciptaan Tuhan Allah Yang Maha Esa.

 

b.      Sila kedua: Kemanusiaan yang adil dan beradab Mengandung makna adanya pengakuan terhadap persamaan derajat antarsesama manusia dan bahwa setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban.

      •  Tidak adanya pembedaan derajat, kasta, dan gender pada lingkungan sekolah
      •  Tidak ada pemberatasan hak atas peserta didik
      •  Peserta didik menghormati guru dan orang yang usianya lebih tua
      • Guru saling memberikan contoh untuk berakhlak baik dan memiliki adab yang baik agar dapat dicontoh peserta didik.

c.       Sila ketiga: Persatuan Indonesia Mengandung makna suatu usaha menuju persatuan rakyat dalam negara kesatuan Republik Indonesia. Nilai-nilai yang terkandung dalam sila ketiga Pancasila adalah, sebagai berikut:

      • Siswa sangat berantusias dalam mengikuti kegiatan kenaikan bendera dan upacara, serta pelaksanaan apel pagi pada setiap hari
      • Tidak adanya praktek rasime atau hinaan yang berunsur dari segi keberagaman
      •  Siswa selalu bekerjasama dan bergotong royong dalam melakukan sesuatu kegiatan
      • Saling menjaga kedamaian tidak adanya kasus yang memecah kebersamaan
      •  Mencintai budaya dan melestarikan kebudayaan dilingkungan sekolah

d.      Sila keempat: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan Mengandung makna tujuan bangsa Indonesia adalah segala keputusan didapatkan dengan memperhatikan dan menghargai pendapat orang lain. Nilai-nilai yang terkandung dalam sila keempat Pancasila yaitu, sebagai berikut:

      • Dalam    proses    pembelajaran     guru    selalu    menyerahkan    seluruh    opsi kesepakatan berasal dari peserta didik
      • Pengambilan keputusan dan kesepakatan dilakukan secara bermusyawarah dan kesepakatan bersama
      • Mau mendengarkan pendapat guru, teman kelas, atau kelompok belajar.
      • Proses pembelajaran dirangkai agar siswa aktif berpendapat dan berdiskusi
      •  Siswa memberikan dan menerima kritikan secara baik
      •  Menghadapi dan menyelesaikan masalah secara bersama-sama
      • Saling menghargai kesepakatan yang telah diputuskan.

 

e.       Sila kelima: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia Mengandung makna tujuan bangsa Indonesia adalah tercapainya masyarakat adil dan Makmur secara lahir dan batin. Nilai-nilai yang terkandung dalam sila kelima Pancasila adalah, sebagai berikut:

·         Guru bersikap adil atas seluruh keberagaman peserta didik

·         Sekolah menyediakan fasilitas dan sarana prasarana yang adil untuk setiap kelas

·         Siswa selalu memperlakukan temannya dengan sikap yang sama

·         Tidak membeda-bedakan teman.


Jumat, 13 Oktober 2023

Koneksi Antar Materi Filosofi Pendidikan_YOHANNA PUTRI ROSARI

 Selamat malam sahabat calon guru professional, hari ini mendung semoga hati kita tidak ikutan gerimis ya sahabat. Puji dan syukur tak henti-hentinya saya ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa, yang telah memberi saya kesempatan ini. Tak terasa, saat ini sudah sampai hamper di penghujung topik satu, dan ini adalah tahapan dua terakhir alur medeka topik satu yaitu “Koneksi Antar Materi”  yang mempelajari tentang filosofi Pendidikan di Indonesia, melalaui mata kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia PPG Prajabatan, bersama dengan ibu Dr. Dewi Kesuma Nasution,M.Hum, selaku dosen pengampuh mata kuliah. Manfaat secara umum yang diperoleh pada topik satu adalah mendudukkan komitmen dalam diri mahasiswa PPG Prajabatan, untuk benar-benar menjadi guru dari hati Nurani serta memiliki pemahaman akan perjalanan Pendidikan di Indoensia. Manfaat tersebut penting untuk membangun sikap professional dalam diri saya sebagai calon guru yang berkompetensi berkelanjutan (sesuai dengan kebutuhan) Pendidikan Indonesia

Secara khusus, manfaat yang dapat saya peroleh setelah mempelajari topik satu ini adalah sebagai berikut:

1.      Pada kegiatan belajar pertemuan 1:

Pada pertemuan 1 Kegiatan pembelajaran diawali dengan perkenalan antara mahasiswa PPG Prajabatan dan dosen pengampuh mata kuliah. Kegiatan tersebut sangat bermanfaat guna saling mengenal satu sama lain sehingga untuk seterusnya mampu membangun  kerja sama serta menciptakan situasi belajar yang aman dan nyaman. Selanjutnya pemberitahuan tujuan pembelajaran dan apersepsi akan mata kuliah filososfi Pendidikan oleh dosen ampuh yang bermanfaat bagi mahasiswa PPG Prajabatan dalam mengetahui informasi dan gambaran tentang materi apa yang akan dipelajari pada mata kuliah ini secara khusus topik satu.

2.      Pada kegiatan belajar pertemuan 2:

Manfaat yang didapat pada pertemuan 2 lewat materi pembelajaran yaitu mengenai pembentukkan komitmen menjadi guru. Dalam hal ini, saya dan mahasiswa PPG Prajabatan diajak untuk lebih mengenali siapa diri-Nya (saya) saat ini dan akan menjadi guru yang seperti apa saya dimasa selanjutnya.  Pembentukkan komitmen tersebut didapat lewat lingkaran emas pribadi (golden circle) why,who,what serta kilas balik pengalaman saya dan mahasiswa PPG Prajabatan lain saat menjadi siswa; guru yang diteladani,apa yang diteladani dan perjalanan hingga akhirnya mantap memutuskan untuk menjadi seorang guru.

3.      Pada kegiatan belajar pertemuan 3:

Pada pertemuan 3 mahasiswa PPG Prajabatan melakukan kajian literatur dan memberikan argumentasi kritis terhadap perjalanan Pendidikan nasional dari perspektif Kihajar Dewantara, sesudah dan sebelum kemerdekaan Indoensia. Adapun hasil kajian literatur akan Gerakan transformasi perjalanan Pendidikan nasional dari perspektif kihajar dewantara yang saya dapat simpulkan yaitu:

A.     Sebelum kemerdekaan:

·         Melihat batasan bagi masyarakat Indonesia dalam mengenyam Pendidikan (Hanya kaum bangsawan serta mereka yang akan diperbudak) yang dapat bersekolah, Bapak Kihajar dewantara bertekad meluaskan semangat Pendidikan

·         Tekad tersebut kemudian beliau mulai jelankan dengan mempersiapkan kaum bumi Putera yang bebas,mandiri dan pekerja keras.

·         Lebih serius lagi, akhirnya Bapak Kihajar Dewantara membangun taman siswa sebagai wadah perguruan bagi Masyarakat Indonesia.

·         Beroperasinya perguruan taman siswa dilandasi oleh pemikiran Bapak Kihajar Dewantara lewat 5 asas Pendidikan (Pancadarma) yang beliau cetuskan. Asas ini beliau cetuskan guna memperkuat Kembali budaya bangsa yang hampir tergilas dengan budaya asing yang dibawakan oleh bangsa penjajah. Adapun Asas tersebut ialah :

1.      Kodrat alam,

2.      Kebudayaan,

3.      Kemerdekaan,

4.      Kebangsaan dan

5.      Kemanusiaan.

B.     Sesudah kemerdekaan:

·         Sesudah kemerdekaan, Bapak Kihajar Dewantara terus berupaya mencipatakan Pendidikan yang seluas-luasnya (bagi seluruh jangkauan Masyarakat) serta semakin meningkatkan kualitas Pendidikan bangsa dengan mengoptimalisasi keberadaan taman siswa.

·         Berkat kesungguhan Bapak Kihajar Dewantara dalam memajukan Pendidikan di Indonesia, beliau akhirnya ditunjuk menjadi Menteri Pendidikan Indonesia.

·         Melalui kedudukan tersebut, beliau terus mengembangkan Pendidikan-pendidikan di Indonesia lewat ide-ide dan gagasan pembaharuan. Contohnya Program Pendidikan yang sesuai Pancasila, sistem Pendidikan yang semakin terarah dan lain-lain. Upaya-upaya tersebut terus beliau lakukan hingga akhir hayatnya, 26 April 1959 yang sekaligus kini menjadi tanggal memperingati hari Pendidikan nasional.

Hasil kajian literatur dan argumentasi kritis dipresentasikan didepan kelas yang kemudian dilanjutkan dengan pemberian saran/masukan dari rekan-rekan mahasiswa PPG Prajabatan. Kegiatan tersebut sangat bermanfaat bagi mahasiswa PPG Prajabatan, karena selain melatih kemampuan mengkomunikasikan materi atau saran, juga menambah wawasan mahasiswa akan perjalanan Pendidikan di Indonesia. Sehingga mampu merelevansikan Gerakan transformasi tersebut terhadap sistem Pendidikan yang diterapkan diindonesia. Adapun relevasi tersebut ialah

1.      Prikatik Pendidikan sesudah kemerdekaan (masa kini) tidak seperti praktik Pendidikan sebelum kemerdekaan yang membelenggu kemerdekaan Masyarakat dalam belajar. Masa kini peserta didik (Masyarakat) dimerdekakan dalam belajar. Seluruh lapisan Masyarakat dapat mengeyam Pendidikan bahkan geratis hingga tingakat SMA.

2.       Model Pendidikan saat ini, melepaskan belenggu yang belum memerdekakan peserta didik dalam hal belajar yang sesuai dengan kebudayaan bangsa idonesia bahkan minat dan bakat masing-masing peserta didik.


Model pendidikan yang dapat melepaskan belenggu dan memerdekakan peserta didik yang demikian diharapkan dapat diterapkan di Sekolah bahkan dikelas Bapak/ibu guru ,mahasiswa PPG Prajabatan.

Implementasi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Kurikulum Merdeka

  Nama : Yohanna Putri Rosari   NPM : 23022510029 PPG Prajabatan Gel.1 2023       Untuk mempersiapkan generasi mendatang, ...